Kamis, 02 Juni 2016

Social Mapping - Aspek Pengembangan Masyarakat PROPER

Social mapping menjadi salah satu referensi utama dalam penyusunan renstra, atau minimal perumusan program CSR yang akan dilaksanakan pada lokasi tertentu. Oleh sebab itu social mapping harus memberikan gambaran yang menyeluruh dari lokasi yang ingin dipetakan, meliputi aktor-aktor yang berperan dalam proses relasi sosial, jaringan sosial dari aktor tersebut, kekuatan dan kepentingan masing masing aktor dalam kehidupan masyarakat terutama dalam upaya peningkatan kondisi kehidupan masyarakat, masalah sosial yang ada termasuk keberadaan kelompok rentan, serta potensi yang tersedia baik potensi alam, manusia, finansial, infrastruktur maupun modal sosial. 

Dari berbagai informasi tersebut akan lebih mudah digunakan sebagai referensi dalam perumusan program CSR. Hal itu disebabkan karena pada dasarnya program yang dirumuskan dan kemudian dilaksanakan adalah upaya untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada.

1. Pemetaan  Jaringan Sosial


Wilayah atau lokasi yang menjadi sasaran social   mapping dapat dikatakan merupakan setting dari proses terjadinya interaksi antar individu dan antar kelompok maupun institusi. Hasil interaksi sosial yang terjadi secara berkesinambungan itulah yang kemudian membentuk satuan kehidupan masyarakat di lokasi yang bersangkutan. Dalam hal ini pihak-pihak yang menjadi pelaku proses interaksi sosial tersebut dapat disebut sebagai aktor. Dengan demikian, dalam kehidupan bermasyarakat aktornya dapat berupa individu maupun institusi. Masing-masing aktor mempunyai karakteristik dan latar belakang sosial yang berbeda, mempunyai wawasan dan orientasi berfikir yang berbeda, bahkan juga kepentingan yang berbeda. Oleh sebab itu, interaksi antar aktor secara otomatis membawa konsekuensi interaksi antar karakteristik dan kepentingan yang melatarbelakangi masing- masing aktor.


Itulah sebabnya dalam proses kehidupan masyarakat dimungkinkan terjadinya interaksi antar kepentingan dan wawasan yang sejalan, akan  tetapi  juga  dimungkinkan  interaksi antar kepentingan yang  tidak  sejalan.  Kesemuanya itu menyebabkan dalam proses interaksi sosial tersebut secara garis besar menghasilkan dua bentuk hubungan: associative dan dissociative. Bentuk pertama berpotensi menghasilkan kerjasama dan sinergi, sementara bentuk kedua berpotensi menghasilkan hubungan yang mengarah pada prasangka bahkan konflik. Pemetaan jaringan sosial harus dapat memberikan ilustrasi berbagai bentuk hubungan antar aktor dengan berbagai latar belakang baik dalam posisi sebagai individu maupun institusi, baik yang bersifat associative maupun dissociative. Sudah tentu tidak mungkin menampilkan keseluruhan aktor yang terlibat dalam kehidupan masyarakat tertentu. Oleh sebab itu, dalam pemetaan tersebut dipilih aktor yang mempunyai peranan menonjol dalam kehidupan masyarakat. Hubungan yang bersifat associative diberi label hubungan positif, sementara yang bersifat dissociative diberi label hubungan negatif.


Pemetaan jaringan sosial yang menggambarkan hubungan antar aktor, baik individu maupun institusi beserta sifat hubungannya, baik positif maupun negatif sebaiknya dituangkan dalam bentuk skema. Dimungkinkan hubungan antara dua aktor mempunyai sifat keduanya baik positif maupun negatif. Sebagai ilustrasi dapat diberikan contoh, hubungan perusahaan yang melakukan CSR dengan BKM sebagai lembaga yang terbentuk melalui PNPM Mandiri. Terdapat hubungan yang bersifat positif karena ada kerja sama sehingga terjadi hubungan sinergis dan saling mengisi. Walaupun demikian, di balik itu ada hubungan yang bersifat negatif karena telah terjadi rivalitas dan saling klaim kelompok binaan yang berhasil. Contoh lain adalah hubungan tokoh adat dengan lurah. Terdapat hubungan positif pada saat lurah menempatkan adat dan tradisi sebagai bagian modal sosial. Sementara hubungan dapat bersifat negatif karena dalam kesempatan lain, lurah berusaha menghapus beberapa unsur ritual adat karena dianggap sebagai pemborosan, dan hal tersebut mendapat tentangan keras dari tokoh adat.


Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas sebaiknya gambar/bagan/skema pemetaan jaringan sosial di dalamnya memuat seluruh aktor baik individu maupun institusi. Hubungan antar aktor digambarkan dalam bentuk garis dan diberi simbol (+) atau (-) sesuai dengan sifat hubungannya. Setelah gambar atau bagan jaringan tersebut ditampilkan, perlu diberi penjelasan seperlunya termasuk penjelasan tentang mengapa dan dalam hal apa hubungannya bersifat positif atau negatif.


2. Aktor, kepentingan, jaringan dan posisi sosialnya

    Untuk lebih memberikan gambaran tentang posisi dan latar belakang masing masing aktor dalam hubungan sosial, perlu dideskripsikan lebih lanjut untuk masing masing aktor berkaitan dengan kepentingan, jaringan dan posisi sosial masing-masing. Pada dasarnya terdapat hubungan antara posisi sosial dengan kepentingan. Beberapa contoh posisi sosial untuk aktor individu misalnya tokoh agama, kader kesehatan, penyuluh pertanian. Sementara untuk aktor institusi dapat diklasifikasikan sebagai institusi negara/pemerintah(misalnya pemerintah desa, dinas sosial), Lembaga Swadaya Masyarakat, institusi lokal bentukan baru (misalnya Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/LPMD, Badan Keswadayaan Masyarakat/BKM), institusi lokal tradisional (misalnya institusi adat, institusi Subak), institusi swasta/bisnis (perusahaan). Posisi sosial yang dimiliki setiap aktor membawa konsekuensi adanya peran  sesuai  posisinya  tersebut.  Lebih lanjut setiap aktor mempunyai kepentingan untuk mewujudkan perannya. Sementara itu jaringan memberikan gambaran tentang luasnya hubungan sosial aktor baik dengan lingkungan internal masyarakatnya maupun dengan lingkungan eksternal. Aktor yang mempunyai jaringan yang luas dapat berdampak pada semakin luasnya peran dan kepentingannya dan semakin luasnya pengaruh aktor dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contoh seorang aktor yang merupakan tokoh agama, maka peran dan kepentingan utamanya adalah memberikan pencerahan kepada masyarakat dalam kehidupan beragama dan menjadi tokoh panutan dalam kehidupan beragama. Apabila tokoh agama tersebut mempunyai jaringan hubungan dengan misalnya sebuah LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat, maka hal itu dapat menyebabkan tokoh tersebut dalam kehidupan masyarakat juga berperan dan berkepentingan untuk ikut serta dalam upaya pembangunan terutama peningkatan taraf hidup  masyarakat.



Nama Aktor Individu/ institusi
Alamat dan atau no hp
Peran/ Kepentingan
Posisi Sosial





Format yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan kesemuanya ini dapat diwujudkan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut mencantumkan setiap aktor baik individu maupun institusi, serta mendeskripsikan kepentingan, jaringan dan posisi sosialnya masing masing. Sementara itu isi informasi tentang kepentingan, jaringan serta posisi sosialnya dideskripsikan dalam bentuk uraian yang singkat tetapi cukup komprehensif dan jelas

3. Analisis Jaringan
Dalam pembangunan mengenal adanya stakeholder dan aktor yang berperan di dalamnya. Apabila berbagai stakeholder dan aktor-aktor tersebut dapat bekerjasama  dan  bersinergi  satu sama lain untuk merencanakan, melaksanakan, maupun mengevaluasi program-program pembangunan, maka dampaknya akan dapat lebih mendorong laju perubahan yang diharapkan. Masing-masing stakeholder dan aktor tersebut  juga memiliki kepentingan, kekuatan, dan posisinya masing- masing dalam kehidupan masyarakat. Kesemuanya itu menjadi gambaran bagaimana peran dan kontribusi masing-masing dalam pembangunan. Peran dan kontribusi yang berbeda tersebut disebabkan karena masing masing aktor mempunyai kepentingan yang berbeda, serta kekuatan yang berbeda pula dalam  mempengaruhi  warga  masyarakat  lain.  Oleh  sebab  itu setiap aktor mempunyai kontribusi yang berbeda dalam mempengaruhi proses pembangunan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa besar kecilnya kekuatan yang dimiliki akan menentukan apakah aktor tersebut berada pada posisi dominasi atau subordinasi. Posisi aktor juga dapat menunjukkan seberapa besar dan bagaimana sifat kepentingan yang dimiliki aktor tersebut. Dilihat dari proses pembangunan, sifat kepentingan memberikan gambaran apakah kepentingan aktor tersebut berpotensi mendukung pembangunan, atau sebaliknya.

Sebagai ilustrasi dapat terjadi adanya aktor yang sebetulnya mempunyai kepentingan dan kemauan yang cukup besar untuk berkontribusi dalam peningkatann kehidupan bersama, akan tetapi dalam aktualisasinya kontribusinya tidak optimal karena tidak didukung oleh kekuatan yang memadai. Sebaliknya, dimungkinkan dalam masyarakat terdapat aktor yang mempunyai kekuatan besar baik dalam proses pengambilan keputusan bersama maupun kemampuan mempengaruhi warga masyarakat lain, akan tetapi aktor tersebut mempunyai kepentingan yang rendah dalam  berkontribusi  terhadap  proses  pembangunan  di lingkungan masyarakatnya, bahkan tidak jarang berpotensi menjadi resisten. Pemetaan aktor dilihat dari kekuatan dan kepentingannya tersebut sangat penting dalam merumuskan suatu program karena salah satu kunci keberhasilan program adalah bagaimana berbagai variasi kekuatan dan kepentingan tersebut dikelola, sehingga dapat lebih berpotensi mendorong keberhasilan program dan sebaliknya meminimalisasi resistensi.



Gambar. Kuadran Analisis Jaringan

Tinggi




Kekuatan


Rendah
Kepentingan
Tinggi


Pemetaan variasi kekuatan dan kepentingan aktor tersebut dapat dituangkan dalam skema. Apabila untuk kekuatan dan kepentingan masing masing dibedakan menjadi tinggi dan rendah, maka skema tersebut akan mengandung empat variasi. Variasi pertama ditempati oleh aktor-aktor dengan kekuatan tinggi dan kepentingan rendah, variasi kedua ditempati oleh aktor-aktor dengan kekuatan tinggi dan kepentingan tinggi, variasi ketiga ditempati oleh aktor-aktor dengan kekuatan rendah dan kepentingan rendah, variasi keempat ditempati oleh aktor- aktor dengan kekuatan rendah dan kepentingan tinggi.

4.Identifikasi forum-forum yang digunakan masyarakat untuk membahas kepentingan publik.

Informasi mengenai forum-forum yang digunakan masyarakat untuk membahas kepentingan publik sangat berguna bagi perusahaan untuk mensosialisasikan berbagai program community development. Melalui forum-forum tersebut, perusahaan tidak perlu mengadakan forum sendiri untuk sosialisasi program ke masyarakat.



Nama forum
Keanggotaan
Jadwal/frekuensi
Contak





5. Identifikasi  Masalah Sosial
Secara umum masalah sosial dapat didefinisikan sebagai kondisi yang tidak diharapkan atau tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat, dengan demikian kondisi tersebut mendorong upaya untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Kondisi yang tidak diharapkan tersebut dapat disebabkan karena mengandung unsur merugikan kehidupan bersama baik fisik maupun sosial, atau merupakan pelanggaran terhadap nilai, norma atau standar sosial yang ada. Sudah tentu agar dapat memberikan inspirasi atau dorongan bagi upaya perubahan dan perbaikan, kondisi masalah sosial tersebut harus teridentifikasi. Walaupun masalahnya sudah eksis sejak lama namun apabila tidak atau belum teridentifikasi akan menjadi masalah yang bersifat laten.

Dalam melakukan identifikasi masalah sosial dapat dibedakan menjadi dua pendekatan. Pertama melihat masalah sosial pada satuan individu atau person. Kedua melihat masalah sosial yang terjadi pada level sistem dan struktur masyarakatnya. Dalam pendekatan pertama fokus yang diamati adalah kondisi atau perilaku dari orang perorang sebagai warga masyarakat. Masalah sosial yang merupakan hasil identifikasi dengan pendekatan individual ini misalnya dalam masyarakat tertentu dapat diidentifikasi siapa saja warganya yang termasuk warga miskin, pelaku kriminal, pemabuk. Sementara itu, dalam identifikasi dengan pendekatan kedua, fokus perhatian tidak ditujukan kepada warga masyarakat sebagai individu, akan tetapi kepada sistem atau struktur sosialnya. Dengan pendekatan ini dapat didentifikasi adanya masalah konflik sosial baik laten maupu  manifes,  adanya  disfungsi  kelembagaan  dalam sistem sosial, adanya dominasi dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, misalnya dalam proses pengambilan keputusan

6. Identifikasi Potensi
Setiap masyarakat menyimpan potensi yang dapat digali dan dimanfaatkan untuk peningkatan kondisi kehidupan. Oleh sebab itu setiap upaya untuk pemecahan masalah dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupan perlu mempertimbangkan potensi yang tersedia. Untuk maksud tersebut identifikasi potensi menjadi langkah yang cukup penting dalam social mapping. Identifikasi potensi perlu dilakukan secara komprehensif meliputi berbagai aspeknya terutama potensi alam, potensi sumberdaya manusia, potensi finansial, potensi fisik/infrastruktur, potensi modal sosial. Potensi alam misalnya, lahan pertanian, sumber air, keindahan alam. Potensi yang berasal dari sumberdaya manusia, menyangkut baik aspek kuantitatif terutama tersedianya penduduk dalam usia produktif, maupun kualitatif yang meliputi tingkat pendidikan, penguasaan keterampilan, motivasi dan etos kerja serta orientasi pekerjaannya. Potensi finansial meliputi baik potensi keuangan yang ada pada tingkat keluarga misalnya tabungan, maupun tersedianya lembaga keuangan dalam masyarakat baik tingkat lokal misalnya kelompok simpan pinjam, koperasi maupun akses terhadap lembaga perbankan. Potensi fisik terutama berupa tersedianya infrastruktur yang mendukung kegiatan sosial ekonomi misalnya saluran irigasi, pasar, prasarana dan sarana transportasi, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan. Potensi modal sosial berupa nilai dan institusi dalam masyarakat yang dapat mendorong kerjasama dan tindakan bersama untuk meningkatkan kondisi kehidupan bersama. Sebagai contoh, potensi modal sosial terdapat dalam nilai solidaritas sosial dan kesadaran kolektif yang dapat termanifestasikan dalam semangat gotong-royong.

7. Analisis  Pengembangan  Potensi
Kerangka penghidupan berkelanjutan memberikan panduan untuk  mengidentifikasi  potensi  sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya sosial (modal sosial), sarana penunjang keuangan (financial capital) dan kondisi infrastruktur publik. Setelah menemukan berbagai sumber penghidupan berkelanjutan tersebut, perusahaan merumuskan peluang pengembangan untuk penghidupan yang lebih baik. Misalnya identifikasi modal keuangan menemukan adanya kelompok simpan-pinjam PKK. Kelompok ini dapat menjadi sasaran program CD dalam rangka peningkatan status dari kelompok  menjadi  koperasi  simpan-pinjam.  Harapanya dapat meningkatkan kualitas sistem tata kelola keuangan dan memperluas jangkauan pelayanan

Jenis Potensi
Kondisi saat ini
Peluang pengembangan
Sumberdaya manusia


Sumberdaya alam


Sumberdaya sosial


Sumberdaya keuangan


Infrastruktur publik



8.  Identifikasi Kelompok Rentan
Sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya, program yang dirumuskan dan kemudian dilaksanakan harus dapat menjawab kebutuhanpemecahanmasalah. Masalahmemangdimungkinkan terdapat pada setiap segmen dan lapisan masyarakat. Walaupun demikian, dilihat dari urgensinya, pemecahan masalah semestinya lebih didahulukan bagi lapisan masyarakat yang paling mendesak membutuhkan perbaikan kondisi   kehidupan.

Lapisan masyarakat ini sering disebut dengan kelompok rentan. Oleh sebab itu kelompok rentan perlu memperoleh prioritas untuk mendapat penanganan melalui program yang dirumuskan. Untuk maksud tersebut kegiatan social mapping juga perlu melakukan identifikasi keberadaan kelompok rentan ini. Sebetulnya pengertian kelompok rentan dapat memiliki cakupan yang luas, meliputi kelompok masyarakat yang berpotensi akan menghadapi masalah karena ketidakmampuan dalam merespon kondisi, perubahan dan perlakuan tertentu. Oleh sebab itu agar mudah diidentifikasi, kerentanan perlu dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi, misalnya rentan dalam menghadapi bencana alam, pelanggaran HAM, perubahan kondisi sosial ekonomi. Pada umumnya dikatakan bahwa lansia, anak-anak, wanita hamil termasuk kelompok rentan dalam menghadapi bencana alam, buruh migran terutama yang perempuan rentan terhadap pelanggaran HAM, warga miskin rentan terhadap perubahan kondisi sosial ekonomi terutama yang bersifat mendadak. Supaya tidak terlalu luas cakupannya dan dapat lebih fokus, disarankan identifikasi lebih diprioritaskan pada kelompok yang rentan dalam menghadapi perubahan dan tekanan yang berasal dari kondisi sosial ekonomi. Pada umumnya suatu kelompok masyarakat dikatakan rentan dalam posisi ini disebabkan karena ketiadaan atau minimnya aset dan akses. Sebagai contoh, warga masyarakat miskin termasuk kelompok rentan dalam kriteria  ini, karena mereka akan mendapat masalah apabila menghadapi kondisi dan perubahan yang bersifat mendadak, misalnya salah satu anggota keluarganya menderita sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Hal itu disebabkan karena mereka tidak punya aset yang dapat digunakan untuk membiayai perawatan di rumah sakit. Kondisinya dapat terbantu apabila mereka mempunyai akses terhadap salah satu bentuk pelayanan sosial, misalnya asuransi kesehatan untuk orang miskin. Dengan demikian warga masyarakat dikatakan semakin rentan secara sosial ekonomi apabila tidak memiliki keduanya baik aset maupun akses. Oleh karena kelompok rentan ini termasuk yang akan memperoleh prioritas program, maka perlu identifikasi yang jelas, terutama nama dan alamatnya. Walaupun demikian, dalam penentuan kelompok sasaran program tidak harus berarti semuanya berasal dari kelompok rentan. Yang penting apabila program harus dilaksanakan secara berkelompok, maka dalam kelompok yang terbentuk harus mengandung unsur kelompok rentan.

9. Kebutuhan Program

Masalah sosial adalah suatu kondisi yang tidak diharapkan sehingga menyebabkan masyarakat membutuhkan upaya untuk merubah atau memperbaikinya. Dengan demikian, program yang dirumuskan dan kemudian dilaksanakan pada dasarnya merupakan upaya menjawab kebutuhan pemecahan masalah ini. Oleh sebab itu program yang direkomendasikan sebagai hasil dari social mapping pada dasarnya merupakan hasil analisis untuk menjawabkebutuhanpemecahanmasalahdenganmemanfaatkan potensi dan peluang yang ada. Urgensi dan prioritas program yang direkomendasikan ditentukan oleh apakah program tersebut berdampak pada pemecahan masalah yang ada, apakah program tersebut melibatkan kelompok masyarakat yang paling membutuhkan peningkatan kondisi kehidupan, apakah program tersebut didukung oleh potensi yang ada dan apakah program tersebut mempunyai efek berantai yang cukup luas baik bidang kegiatannya maupun kelompok sasarannya.

Panduan untuk menyusun pemetaan sosial (social mapping) dapat diunduh Social mapping

Tidak ada komentar:

Posting Komentar